Perjalanan Wisata Terbaik 2011

Selasa

Makanan di Chengdu semakin pedas, pegunungan Himalaya makin mudah diakses dan Irlandia makin hijau saja. Ikuti petualangan paling seru kami untuk tahun ini.

Tujuan perjalanan memang semakin mirip seperti mode busana — ada yang jadi tren tahun ini kemudian tidak populer lagi tahun depan — namun ada beberapa tujuan di peta yang menarik dikunjungi pada 2011.

Inilah tahun yang paling tepat buat Anda untuk menunggang unta, menikmati perjalanan bawah tanah di Palu yang memukau jiwa dan — tentu saja, Anda bisa — menaklukkan Pegunungan Himalaya.

Inilah perencanaan untuk perjalanan terbaik tahun ini.


Perjalanan petualangan terbaik: Pos pendakian Everest

Trekking pada ketinggian ekstrem di Nepal dulunya hanya tersedia bagi beberapa pemberani saja. Namun baru-baru ini, tipe perjalanan seperti ini menjadi semakin mudah dilakukan. Pada April 2011, pembawa acara teleivisi “Word Travels” dan penulis perjalanan Robin Esrock akan memimpin trek menuju pos pendakian Everest bersama dengan World Expeditions.

Perjalanan ini akan berawal dari Lembah Kathmandu dan berlanjut menuju pedesaan Sherpa sampai Biara Tengboche. Di sana, para pendaki akan terkesima dengan panorama puncak-puncak Himalaya: Tawache, Everest, Nuptse, Lhotse, dan Ama Dablam.

Para pendaki akan melewati bagian Gletser Khumbu yang menantang, diikuti tanjakan ke Kala Pattar (5550 meter), sebelum berhenti di pos pendakian Everest (Everest Base Camp).

"Di Nepal, aklimatisasi sangatlah penting, sama halnya dengan berolahraga beberapa bulan sebelum pendakian untuk memastikan agar badan ini tahan dengan perjalanan ini," Esrock mengingatkan.

Ekspedisi perjalanan ke pos pendakian Everest akan berlangsung sampai 24 April, 2011 dan berawal dari Kathmandu.

Harga $2768 per orang, termasuk makanan, paket trek, porter dan akomodasi.

Perjalanan terbaik buat penyuka makan: Chengdu, Sichuan

Pada Agustus 2010, Ibu Kota Sichuan, Chengdu, sudah ditetapkan sebagai Kota Gastronomi UNESCO.

Pada bulan yang sama, di Twitter, pembawa acara TV asal Amerika Andrew Zimmern tidak bisa menahan kegembiraannya akan tempat makan yang sedang berkembang. Dia mengupload foto pangsit rebusan yang bisa salah dikira orang sebagai ubur-ubur raksasa. Pasar daging di Chengdu juga penuh dengan berbagai jenis daging babi kering, termasuk kulit muka babi.

Bagi mereka yang lebih konservatif, perhentian pertama yang lebih mudah dalam safari makanan di Chengdu adalah restoran hotpot Chuan Chuan Xiang yang sangat ramai. Di sini, sayur dan daging akan dimasak bersama. (Chuan Chuan Xiang, Double Bridge Road 45, Chengdu, tel: +028 8433 6879)

Salah satu tempat favorit Chengdu lainnya adalah mi buatan tangan Nenek Jin (Xiaojiahe Street, Chengdu, tel: +028 8518 6457), di sini adonan mi akan ditarik seperti seprai lebar dan kenyal. Pesanan yang paling populer adalah mi dengan daging sapi rebus kuah merah pedas.

Terletak dekat Kuil Wen Shu, hotel BuddhaZen yang kecil dan intim ini mendapat rating tinggi di TripAdvisor dan berbagai forum web lainnya. Ruangannya yang luas bertarif $64-$76 (BuddhaZen hotel, Wenshufang Street B6-6, Distrik Qingyang, Chengdu, tel: +86 28 8692 9898)


Perjalanan darat terbaik: Irlandia searah jarum jam

Jalan raya yang tak berujung di Amerika Utara atau Australia memang mengundang, tapi pada tahun 2011, Kepulauan Emerald tampak lebih mistis (dan murah) untuk perjalanan darat yang panjang.

Herbie Brennan yang asli Irlandia adalah penulis lebih dari 100 buku-buku laris, yang kebanyakan bertema eksplorasi mistis.

Untuk perjalanan pendek, Brennan merekomendasikan berkendara sejauh 32 kilometer barat laut dari Dublin ke Newgrange.

"Mungkin ini adalah situs megalitikum paling spektakuler di dunia, mengalahkan Stonehenge di Inggris," kata dia.

Yang lebih memuaskan adalah perjalanan sepuluh hari sepanjang 1320 kilometer dari Irlandia, searah jarum jam, berawal dari Dublin.

Perhentian pertama adalah Kilkenny, sebuah desa abad pertengahan yang masih terpelihara, diikuti dengan Blarney Stone.

Rute ini juga termasuk benteng tua berusia 4000 tahun, Tebing Moher yang megah dan Connemara yang masih "liar", lalu berputar ke Belfast. Di sepanjang jalan, Anda bisa melihat padang rumput dan ilalang, kota-kota kecil yang cantik, musik Irlandia, bar-bar pedesaan yang menawan, serta warna hijau.

Para turis bisa menyewa kendaraan dari Argus Car Rentals di Dublin dengan harga mulai dari $10 per hari (lihat kan apa yang kami maksud dengan murah?). Go Ireland juga mendaftar tarif-tarif khusus untuk hotel-hotel di seluruh negara.

Bagaimana memaksimalkan perjalanan ini?

"Kunjungi pub-pub di desa dan berbincanglah dengan penduduk lokal," kata Brennan. "Atau, dengarkan saja. Dengan orang-orang Irlandia, Anda akan sulit menyela pembicaraan mereka."

Atau Irlandia jauh dari jangkauan? Asia juga penuh dengan jalan-jalan raya buat Anda yang ingin menikmati perjalanan darat nan panjang. Lihat di sini.


FULL STORY >>

Ucapan Selamat Datang dari Suku Asli di India

Oleh Anthea Gerrie


Suku Bishnoi di Rajasthan mengenakan pakaian warna-warni, menjalani kehidupan yang berwarna pula.

Para penduduk desa Bishnoi di sebelah barat Rajasthan punya cara unik dalam menyambut tamu. Demi kesopanan, mereka akan mempersilakan Anda mencicipi opium.

Anda akan lebih sungkan menolak setelah melihat ritual rumit yang dilakukan oleh komunitas terisolasi ini untuk membuat adonan opium.

Ketika saya datang ke sana, tuan rumah menghancurkan bola kecil opium kering dalam sebuah mangkuk tembaga. Perlahan, ia menambahkan air, tetes demi tetes. Setelah menyaringnya beberapa kali, adonan bernama “amal” ini lalu dituang ke tangan saya yang sudah menengadah.

Tidak seperti yang saya bayangkan, rasanya cair, pahit dan tidak ada pengaruhnya apa-apa.

Meski begitu, apa yang mereka lakukan adalah bentuk keramahan luar biasa.

Opium dan pelestarian

Ritual pembuatan minuman opium yang disiapkan untuk para tamu kampung.Ritual pembuatan minuman opium ini dilakukan bagi para pengunjung yang datang ke desa. Meski secara resmi opium dilarang di India, tetapi masih tersedia berkat suku pencinta lingkungan ini. Dari suku Bishoi yang pemberani inilah, istilah “tree-hugger” (pemeluk pohon) berasal.

Pada 1730, ratusan orang dari suku Bishnoi siap mengorbankan
nyawa mereka dengan memeluk pohon demi mencegah penebangan. Orang-orang ini kemudian dihukum pancung. Tapi saat Maharaja Jodhpur mendengar cerita pengorbanan suku Bishnoi, ia memerintahkan para penebang untuk memotong pohon (dan kepala orang) di kawasan ini.

Sampai hari ini, orang Bishnoi terkenal dengan dedikasinya pada penyelamatan lingkungan. Otoritas pemerintah pun pura-pura tidak tahu akan penggunaan opium suku Bishnoi untuk ritual keagamaan.

Dalam perjalanan sejauh 40 km menuju tenggara Jodhpur itu, pemandu saya menjelaskan bagaimana besan suku Bishnoi menikmati minum teh bersama. Pada hari pernikahan, ayah mempelai wanita menawarkan opium campur air ke ayah mempelai pria. Tiga kali ditawarkan, tiga kali pula air opium itu diminum dari tangan. Selanjutnya, ayah mempelai pria akan melakukan hal yang sama untuk ayah mempelai wanita.

Sebenarnya ini adalah ritual perkenalan saat orang asing datang berkunjung. Namun, mereka menghormati tata krama dan kebiasaan dari orang asing yang berkunjung dengan membolehkan air opium diminum dari tangan si turis sendiri.

Kadang-kadang bubuk saffron (kuma-kuma) dipakai sebagai pengganti opium.

Berakar dari agama

Selain air opium, mereka yang bertamu ke desa ini juga akan disuguhi hidangan tradisional, yaitu roti dan kari.Kata “Bishnoi” yang berarti 29 — merujuk pada 20 prinsip agama Hindu dan sembilan prinsip Muslim yang dijunjung
kelompok etnis ini — menghasilkan serangkaian perintah yang intinya berhubungan dengan perlindungan lingkungan.

Kaum Bishnoi sangat menghormati kijang dan sapi karena mereka percaya dua mahluk ini adalah nenek moyang mereka. Maka itu, kijang dan sapi mereka lindungi dari pemburu. Kaum ibu di sini bahkan siap memberi ASI pada kijang yang tak beribu. Kaum Bishnoi juga tidak pernah makan daging.

Kayu yang akan mereka pakai untuk memasak akan dilempar tiga kali ke tanah, hanya untuk memastikan tidak ada lagi serangga yang tersembunyi di dalam kayu saat dibakar.

Mereka pun menyaring air dua kali sebelum memasaknya,
untuk menghindari adanya serangga-serangga kecil.

Tapi yang paling mengejutkan dari kehidupan suku Bishnoi (kini sudah tak berlaku lagi) adalah sistem pejantan.

Sambil menikmati hidangan pasca-opium — kari labu, cabai dan chapati gandum — saya diberi tahu bahwa sampai 50 tahun lalu, pria paling tampan di kampung akan disarankan untuk tidur dengan sebanyak mungkin wanita yang belum menikah, selama sepuluh tahun.

Pejantan ini kemudian dipancung, atau setidaknya, dikucilkan seumur hidup. Sistem ini kini sudah dilarang — meski mereka juga bilang hal yang sama tentang opium di sini.

Sistem ini kini sudah dilarang — meski mereka juga bilang hal yang sama tentang opium di sini.

Mencapai Jodhpur

Jodhpur bisa dicapai dari Delhi dengan penerbangan selama satu jam atau 10 jam kereta malam. Sajjan Singh, pemilik penginapan Surya Kunj (www.mahindrahomestays.com), bisa mengatur kunjungan Anda ke komunitas Bishnoi.

http://id.travel.yahoo.com/jalan-jalan/118-sambutan-selamat-datang-dari-suku-asli-di-india


FULL STORY >>

Kedamaian di Luang Prabang, Laos

Oleh Olenka Priyadarsani

Di tengah kesibukan kerja yang cukup menjemukan, saya memutuskan mengambil cuti beberapa hari dan terbang sendirian ke Luang Prabang di Laos. Terletak di bagian utara yang dilalui Sungai Mekong, kota ini merupakan salah satu situs warisan dunia UNESCO dan hanya didiami sekitar 100 ribu orang.


Bangunan bergaya Perancis yang menjadi kekhasan di Luang Prabang, Laos. Kredit foto: Olenka Priyadarsani

Setelah menempuh dua jam penerbangan dari Bangkok, Thailand, saya pun sampai di Bandara Luang Prabang. Ini bandara internasional paling kecil yang pernah saya singgahi. Melayani penerbangan dari Kamboja, Thailand, dan Vietnam, bandara ini bahkan tidak dilengkapi ban berjalan!

Tetapi petugas imigrasi di sini sangat ramah. Ia bertugas sambil tersenyum dan mengajak saya bercakap-cakap. Tampaknya ia heran karena jarang sekali ada turis Indonesia, apalagi seorang perempuan, bepergian sendirian.

Laos memberlakukan visa kedatangan (visa on arrival) terhadap sebagian besar negara di dunia, termasuk negara ASEAN. Pengunjung dari Indonesia akan dikenakan biaya $ 20 dengan tambahan $ 1 apabila tidak membawa foto.

Bandara Luang Prabang terletak di bagian utara kota, hanya 20 menit perjalanan dari jalan utama Sisavangvong. Tersedia taksi atau tuktuk yang siap mengantar Anda ke kota yang sama sekali terbebas dari kemacetan ini.

Sepanjang jalan dari bandara, saya melewati beberapa kuil Buddha (wat) yang mendominasi, serta bangunan bergaya Perancis yang jadi ciri khas Luang Prabang.

Di Jl. Sisavangvong, terdapat jajaran penginapan dengan tarif bervariasi antara $ 15 hingga $ 50, tergantung fasilitas. Di jalan ini juga terdapat banyak restoran, toko kelontong, warung Internet, agen penukaran uang, serta agen perjalanan. Selain mata uang resmi kip, dolar Amerika dan baht Thailand merupakan mata uang yang umum digunakan.

Saya sendiri memilih tempat menginap yang lebih sepi di luar jalan utama, dengan pemandangan menghadap Sungai Mekong. Alhasil, saya dapat duduk di beranda, menyesap kopi Laos sembari menikmati pemandangan sekaligus mempersiapkan diri untuk mengunjungi objek wisata di Luang Prabang.

Air terjun Kuang Xi

Terletak sekitar 29 km dari pusat kota, inilah objek wisata yang paling indah diabadikan, dan wajib dikunjungi. Air terjun bertingkat-tingkat jatuh di di jajaran kolam yang berwarna kehijauan. Anda bisa berenang di beberapa tempat yang dangkal.


Air terjun Kuang Xi di Luang Prabang, Laos. Kredit foto: Olenka Priyadarsani

Pada pagi hari, daerah dekat kolam sangat licin (apalagi pada musim hujan). Gunakanlah sandal gunung atau bahkan bertelanjang kaki saja sekalian. Saya yakin Anda tidak akan puas berjalan-jalan untuk mengambil gambar.

Di luar kompleks air terjun terdapat toko-toko yang menjual suvenir, kerajinan tangan dan makanan kecil. Bila Anda bepergian dalam rombongan, Anda akan lebih berhemat karena dapat membagi ongkos tuktuk. Perjalanan pulang balik ke Kuang Xi akan menghabiskan $ 14, namun jangan lupa tawarlah sebelumnya.

Gua Park Ou

Disebut juga Gua Buddha, gua ini berada sekitar satu jam perjalanan darat atau sekitar setengah jam dengan perahu melalui Sungai Mekong. Gua ini terdiri dari dua bagian; atas dan bawah. Gua bagian bawah merupakan jalan masuk, sementara gua atas berada di puncak bukit. Anda harus memanjat ke atas (cukup curam) namun hasilnya pun sepadan. Karena di atas sana gelap, Anda harus mempergunakan senter atau obor.


Penduduk desa Luang Prabang, Laos. Kredit foto: Olenka Priyadarsani

Phou Si

Phou Si berada di tengah kota Luang Prabang. Ini adalah sebuah bukit landai tempat Anda bisa melihat pemandangan seluruh kota. Pilihlah waktu matahari terbit atau tenggelam sehingga pemandangan yang Anda dapatkan terlihat lebih indah. Harga tiket masuk 20.000 kip.

Pasar malam

Pasar malam berlangsung setiap malam di sepanjang Jl. Sisavangvong hingga ke Phou Si. Di sini tersedia oleh-oleh mulai dari sutra, kaus, kemeja tradisional, seprai, taplak, tas dan sebagainya. Sebelum membeli, ada baiknya memastikan dulu barang-barang tersebut bukan buatan Thailand. Supaya tidak rugi, periksalah nilai tukar dolar atau baht jika Anda hendak membayar dalam mata uang itu.

Upacara sedekah biksu

Upacara ini dilakukan setiap pagi ketika matahari terbit. Pada saat itu para penduduk desa berlutut untuk memberikan sedekah kepada para biksu. Bila ingin, Anda bisa ikut serta memberikan makanan atau buah. Namun demikian, bila Anda hendak mengambil foto, sebaiknya lakukan dari kejauhan agar tidak mengganggu acara tersebut.


Upacara pemberian sedekah pada biksu di Luang Prabang, Laos. Kredit foto: AP/Lind Ehrichs

Walau hanya menginap tiga malam di Luang Prabang, saya merasa kota ini sangat mengesankan. Perpaduan antara keindahan alam, suasana pedesaan dan budaya yang melekat pada masyarakatnya sangat menarik.

Oh, hampir lupa, makanan utama penduduk Laos sehari-hari adalah ketan. Berlawanan dengan kita, mereka memakan ketan dengan lauk pauk untuk makan sehari-hari, sementara nasi hanya sebagai cemilan. Karena itu jangan kaget bila Anda disuguhi ketan berlauk ikan atau ayam, ya!

http://id.travel.yahoo.com/jalan-jalan/105-mencari-kedamaian-di-luang-prabang


FULL STORY >>

Kota-kota Paling 'Berbahaya' di Asia

Inilah kota-kota terbaik di Asia yang akan mengakomodasi berbagai kenakalan Anda.

Tujuh kota sibuk di Asia ini menawarkan berbagai macam godaan. Anda bisa makan dengan rakus di Taipei atau menjadi seorang pesolek di Manila. Kota-kota ini bisa menjadi alasan tersendiri untuk berdosa.


1. Kerakusan: Taipei, Taiwan

Makanan murah bisa Anda temukan di manapun, siang maupun malam.

Ada 18 jalan di Taipei yang didedikasikan hanya untuk berjualan makanan. Di tempat-tempat yang biasanya akan terdapat halte bus, di Taipei Anda akan menemukan makanan panggang. Trotoar menjadi kios penganan. Bau tahu fermentasi pun memenuhi udara.

Pasar malam di Taipei jadi terkenal karena pilihan camilannya. Biasanya, makanan-makanan ini dikenal dengan sebutan xiaochi, yang arti harfiahnya adalah “makanan kecil”. Harga makanan kecil ini antara $ 1-2.

Perut Anda sangat mudah membuncit di kota ini.




2. Kemalasan: Seoul, Korea Selatan

Jika tidak lembur, orang-orang Korea Selatan akan menghabiskan bandwidth.

Internet di Seoul sudah ditata, dikelola, dan dirapikan sedemikian rupa sampai, saking cepatnya, orang tidak perlu bergerak ke mana-mana. Penduduk Korea Selatan bisa berjam-jam bermain World of Warcraft dengan nyaman.

Korea Selatan ada di peringkat 15 kota termalas di dunia (dan nomor satu di Asia) oleh The Daily Beast. Dan ada alasan mereka bisa menjadi lebih malas lagi.

Proposal terbaru dari pemerintah mengusulkan kemajuan teknologi digital. Alasannya adalah permintaan dari game online dan video streaming di Seoul. Pada 2012, kecepatan Internet di kota berpenduduk 39 juta orang ini bisa mencapai 1000 Mbps.




3. Kebanggaan: Manila, Philippines

Wanita-wanita Filipina terkenal akan kecantikannya. Tapi para prianya terlalu sibuk mematut-matut diri mereka sendiri di depan cermin.

Menurut penelitian terbaru dari Synovate, pria Filipina adalah yang paling narsisistik di Asia. Sekitar 48 persen dari pria-pria ini meyakini diri mereka menarik secara seksual.

Dan sekitar 9 dari 10 pria yang mencabut alisnya mengaku, mereka ingin terlihat keren untuk dirinya sendiri, bukan untuk memikat wanita.

Jika dibandingkan, hanya 25 persen pria di Singapura yang yakin dirinya atraktif. Angka itu hanya mencapai 17 persen di Cina dan Taiwan, sementara di Hongkong hanya 12 persen pria yang berpikir mereka menarik.




4. Ketamakan: Shenzhen, Cina

Saat semua orang berusaha menghemat pengeluarkan, Shenzhen tak henti-hentinya mengeluarkan miliaran dolar untuk membeli produk-produk teknologi tinggi.

Shenzhen adalah satu dari sekian banyak kota dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Pemasukan domestik bruto provinsi ini mencapai $ 42 miliar — itu artinya lebih dari PDB negara seperti Guatemala, Lebanon, dan empat kali lebih besar dari Islandia.

Tinggal tunggu waktu sampai ada 1 miliar jutawan di Cina. Filosofi Shenzhen berkata, jika kamu tidak bisa menghasilkan satu juta, maka hasilkanlah satu miliar.




5. Gairah: Tokyo, Jepang

Industri seks Jepang diperkirakan mencapai ¥ 2.5 triliun ($ 30 miliar), nomor dua di bawah industri otomotifnya.

Menurut penulis “Pink Box”, Joan Sinclair, “Jepang bisa menawarkan apa pun yang bisa Anda bayangkan.”

Dari porno yang menjijikkan sampai pelayan kafe, Tokyo seperti seorang pria tua berpikiran jorok di tubuh seorang remaja. Dan dia memuaskan keinginan-keinginan kotornya dengan semangat seorang eksibisionis.

Tokyo adalah kota yang bisa memenuhi fetis Anda, atau tempat Anda bisa dimandikan oleh seorang remaja muda berseragam.




6. Iri: New Delhi, India

Pada 2010, orang India adalah emigran kedua terbesar dunia setelah Meksiko. Data ini berdasarkan Migration and Remittances Factbook 2011 dari Bank Dunia.

Ada sekitar 11,4 juta orang India yang bermigrasi untuk mencari penghidupan lebih baik. India dan ibu kotanya, New Delhi, mengalami sindrom “rumput tetangga lebih hijau” yang terparah.




7. Dendam: Pyongyang, Korea Utara

Keras kepala, suka membuka konfrontasi, antidamai... ibu kota Korea Utara seperti remaja labil Asia. Tetapi, tidak seperti remaja yang suka mengekspresikan rasa ketidakamanan mereka dengan menindik bagian tubuh atau mewarnai rambut, Korea Utara lebih suka menenggelamkan kapal atau menembaki pulau-pulau dengan peluru.

Olahraga nasional Korea Utara adalah Taekwondo. Jika terjadi kekurangan pangan, maka militerlah yang lebih dulu dilayani. Film-film propaganda terus-menerus berbicara tentang kekuatan tak terlihat tentara Korea Utara. Poster-poster di Pyongyang juga berpesan, “Kedamaian ada di ujung bayonet.” Dengan penduduk sekitar 24 juta orang, Korea Utara memiliki 1 juta tentara.

http://id.travel.yahoo.com/jalan-jalan/133-kota-kota-paling-berbahaya-di-asia

FULL STORY >>

Tempat Pemandian Termewah Dunia

Kamis

Ketika menjelajah ke berbagai sudut dunia, Anda mungkin akan bertemu dengan banyak sekali pilihan tempat pemandian yang bisa Anda nikmati. Memanjakan diri di sebuah tempat pemandian adalah tradisi mewah para bangsawan Romawi. Kala itu mereka gemar mengunjungi tempat-tempat ini bukan hanya sekedar untuk rekreasi, namun juga untuk penyembuhan dan peremajaan diri. Masa berganti, nama dan pola adopsi pun kini berganti. Tempat favorit bangsa Romawi itupun kini berganti nama menjadi spa. Namun di satu-dua tempat Anda masih bisa menemukannya. Seperti empat tempat berikut ini yang masih mempertahankan konsep tradisional yang mempesona, lokasi sempurna untuk relaksasi jiwa dan raga Anda.

1. Cagaloglu Hamami, Istanbul, Turki


Di Istanbul, orang menyebut tempat pemandian dengan nama hamam. Dan di seluruh daratan Turki, tak ada yang bisa mengalahkan Cagaloglu, hamam terakhir yang dibangun di masa pemerintahan Kekaisaran Ottoman dan telah beroperasi sejak tahun 1741. Tempat pemandian yang terkenal dengan interior yang mempesona serta tekhnik pijat dan uap panas yang menggetarkan jiwa ini dimasa jayanya diyakini pernah memberikan dedikasi terbaiknya untuk para figur dunia, termasuk Florence Nightingale dan Raja Edward VIII dari Inggris. Usia yang telah mencapai lebih dari 270 tahun tak membuat Cagaloglu kehilangan daya tarik dan pesonanya karena sampai hari inipun dia masih memiliki posisi dalam daftar 1,000 Places To See Before You Die.

2. Gellert Baths & Spa, Budapest, Hungaria


Salah satu tempat pemandian yang paling populer dikalangan wisatawan yang berkunjung ke Budapest adalah Gellert Baths & Spa. Mata air alami yang diyakini berkhasiat seperti obat, perabotan dengan gaya Art Nouveau, mosaik artistik, jendela kaca patri dan berbagai pahatan adalah kombinasi keindahan dengan dosis yang sempurna untuk semua wisatawan yang ingin menikmatinya. Gellert Baths & Spa membuka pintunya pertamakali di tahun 1919 dan memiliki 13 bak mandi yang terdiri dari dua pemandian effervescent, tiga kolam renang, dan delapan pemandian air panas dengan suhu air bervariasi 24-37 derajat Celsius.

3. The Thermal Baths, Vals, Swiss


Dengan menggunakan kombinasi konsep ruang gelap dan terang, serta tertutup dan terbuka, pemandian air panas di Vals, Swiss, ini adalah surga untuk bersantai dan menenangkan diri. Dengan fasilitas indoor dan outdoor yang beragam, termasuk kolam renang, ruang pijat dan relaksasi, ditambah kehadiran kolam renang api, kolam es, kolam bunga dan pemandangan gunung yang mempesona, The Thermal Baths menawarkan lebih dari yang bisa Anda minta.

4. Poseidon Gardens, Ischia, Italia


Khusus untuk kenyamanan dan kebahagiaan Anda, gunung vulkanik di Italia mengalirkan mata air dengan panas yang alami ke berbagai kolam serta bak penampungan air di Poseidon Gardens. Suhu air yang tinggi serta kekayaan kandungan mineral dalam air (termasuk diantaranya sodium, kalsium, potasium, besi, dan mangan) menjadikan Poseidon Gardens sebagai salah satu tempat pemandian air panas paling terapis yang bisa Anda temukan. Untuk (hampir) apapun jenis penyakit yang Anda derita, air panas Poseidon Gardens dipercaya mampu menyembuhkannya.

http://jiwaku931.blogspot.com/2011/06/tempat-pemandiantermewah-di-dunia.html

FULL STORY >>

Berwisata Ke Hutan Persembunyian Vietkong

Jumat

ELVINI EFFENDI Hutan persembunyian Vietkong jadi objek wisata di Vietnam.

BUKAN ke China tapi Ho Chi Minh, Vietnam. Pemberitahuan HRD akhirnya mematahkan gosip yang beredar sejak Desember. "Wah, lihat apa ya di sana?" kata mereka yang pada tahun-tahun sebelumnya sudah ke Hongkong, Thailand atau Malaysia. "Ngumpulin ranjau sisa perang sama selongsong peluru Rambo," jawab yang lain bercanda. Tour tahunan perusahaan yang saya ikuti pertama kali ini dibagi dalam 3 group, staf dari berbagai departemen di perusahaan kami. Staf laki-laki boleh membawa istri, tapi anak tidak.

Saya masuk group kedua yang berangkat tanggal 7 April. Maka Kamis pagi pukul 4 itu saya kalang-kabut memberesi rambut yang masih basah karena bus jemputan yang saya kira datang setengah jam lagi sudah berdiri di depan rumah. Kami berangkat ke Bandara Polonia. Berhenti untuk sholat subuh di Perbaungan 1,5 jam setelahnya. Rute hari ini adalah Medan-Kuala Lumpur, Kuala Lumpur-Ho Chi Minh dengan pesawat Malaysia Airlines.

Setelah sempat ngopi dan sarapan kami boarding juga pukul 9.00. Saya menikmati penerbangan ke Malaysia ini, menikmati pemandangan indah pramugara-pramugara tampan yang wara-wiri ha-ha-ha… Sampai di Sepang Kuala Lumpur International Airport, transit lumayan lama, kami bisa Dzuhur dulu di sana.

Lumayan ramai siang itu, banyak rombongan umroh dari Medan-Indonesia. Bersama bu Ria dan bu Munthe saya berkeliling area bandara sebentar. Tidak beli apa-apa meski ada coklat aneka rupa. Ibu-ibu itu sempat ngeceng di gerai tas-tas mahal. Oh ya, saya agak ill fill tadi, waktu di pesawat sempat mendengar sepotong instrumentalia lagu Minang diputar di kabin, medley dengan lagu-lagu melayu, ah sudahlah…

Kami keluar Bandara Tan Son Nhat sekitar pukul setengah lima sore, 1 jam 55 menit dari KL. Wow, ramai sekaliii…. bule di mana-mana. Dollar yang kami bawa berganti Vietnam Dong di money changer di samping pintu kedatangan, 1 USD = 20.900 VND. Sambil menunggu bus yang akan mengantar ke hotel Blue Diamond tempat menginap 3 hari itu suasana dihebohkan dengan kegiatan foto-foto. Semua yang berbau Vietnam jadi korban termasuk gadis pencatat antrean taksi yang berbaju tradisional, mendadak jadi model.

13040499341490082579

banyak sepeda motor kayak kita, tapi mereka tertib

Hotel Blue Diamond lumayan bagus. Meski terjepit diantara gedung lain tapi cukup komplit dan nyaman untuk ukuran hotel berbintang 3. Semakin menarik lagi karena ada di pusat keramaian, dekat pasar, dikelilingi toko-toko. Dan tentu kami langsung mencari objek yang tepat untuk shopping! Ha-ha-ha...

Setelah istirahat sebentar, sholat ashar (waktu Vietnam sama dengan Indonesia) kami ke halal restoran untuk makan malam. Masakan melayu, enak tapi sayangnya porsinya sedikit untuk ukuran orang Indonesia, tidak ada “tambuah ciek”, uniknya lagi makanannya datang satu-satu. Habiskan nasi dan ikan lalu baru sayur datang ha-ha-ha….yah, beda bangsa beda cara lah…

13040500021294510455

Halal Restaurant

Menunggu bos-bos yang masih bercengkrama kami bergerombol di depan restoran. Tak lama pedagang souvenir berdatangan. Ada kotak perhiasan, kipas, topi, t-shirt, ayunan gantung. Melihat kami yang bersemangat makin banyak saja pedagang yang datang. Tapi begitulah makin malam harga makin turun, kotak perhiasan yang tadinya ditawarkan Rp 100.000 per buah menjadi Rp 100.000 per 4 buah. Ternyata para pedagang ini juga menerima rupiah. Bu Munthe ngedumel juga karena terlanjur beli satu Rp 50.000, ha-ha-ha…


13040500641348092065

Pagi pertama di depan Blue Diamond

Pagi esok kami diajak ke terowongan pertahanan Vietkong pada masa perang melawan Amerika, Cu Chi Tunnel. Terowongan bersejarah ini berada dipinggir kota. Area yang berupa hutan dan telah disulap agar lebih menarik dikunjungi ini menampilkan satu sisi perang Vietnam, please check http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Vietnam. Terlihat meriam, rudal yang pasti milik Amerika dulunya. Guide menjelaskan berbagai modifikasi senjata dan jebakan yang dibuat bangsanya pada masa itu.

Saya lampirkan beberapa foto di sana, banyak rombongan bule, berkeluarga kayaknya, nenek-kakek cucu….

130405062533495948


Mencoba salah satu lubang persembunyian

13040501891084519588

Penasaran, akhirnya masuk terowongan juga

Hutan persembunyian jadi objek wisata
1304050314691895427

Disuguhi makanan Vietkong, ada teh aroma kenanga

Acara di Cu Chi tunnel ini melelahkan juga. Berkeliling hutan, saya yang single dan muda ini mendadak lebih lincah mencobai terowongan gelap yang ditempuh dengan jalan jongkok. Keringetan plus ngos-ngosan, tapi puass…

Sumber: http://travel.kompas.com/read/2011/05/05/09351350/Ngos-ngosan.Memasuki.Terowongan.Vietkong

FULL STORY >>

Sevilla, Kota Perpaduan Islam dan Kristen

Setelah Madrid, Barcelona, dan Valencia, Sevilla merupakan kota terbesar keempat di Spanyol. Terletak di antara pegunungan Sierra Morena dan sungai besar Betis atau Guadalquivir (diambil dari bahasa Arab, Guad el Kevir) menjadikan Sevilla sebagai kota yang sangat strategis di Spanyol.

Ciri-ciri yang sangat mudah ditemukan di kota ini adalah keindahan alam, atraksi, makanan, pohon berbunga aneka warna, rumah-rumah berwarna putih kuning, patio, dan monumem-monumen bersejarahnya.

Kota ini dibangun dengan arsitektur romawi oleh bangsa Romawi yang menaklukkan Sevilla di tahun 500 dan arsitektur Arab yang merebut kota ini dari Romawi pada tahun 712. Bangsa Arab memerintah Sevilla dari tahun 712 hingga 1248 atau lebih dari 5 abad.

Tidak mengherankan kota ini merupakan satu dari kota terindah di dunia karena perpaduan tersebut. Seniman-seniman terkenal dunia pun banyak yang berasal dari kota ini, seperti Velazquez, Murillo, Juan de Mesa, Zurbaran, Becquer, Merimee, dan Rossini.

Bangunan-bangunan yang indah menghiasi kota ini dimulai, dari Katedral Giralda yang dibangun pada tahun 1184 pada masa pendudukan Romawi, kemudian sempat dijadikan masjid pada saat pendudukan bangsa Arab, dan akhirnya pada tahun 1558, arsitek terkenal Hernan Ruiz melengkapinya dengan 25 menara bel dan patung yang dinamakan Giraldillo sehingga akhirnya gereja ini dinamakan Giralda.

Gereja ini merupakan gereja terbesar dan terindah ke-3 di dunia setelah St Peter di Roma dan St Paul di London. Namun, Giralda adalah gereja Katolik pertama di dunia karena St Peter merupakan basilika dan St Paul adalah gereja anglikan.

Giralda memang sangat indah karena dibangun dengan gaya arsitektur Arab dan Eropa, mulai gaya Baroque, Renaissance, Gothic, dan Classic mengingat masa pembangunannya yang lebih dari empat abad tersebut. Terdapat dua altar dari kayu berlapis emas dan lainnya berlapis perak hasil dari perjalanan Columbus di benua Amerika.

Apakah karena ini ya Amerika kehabisan emas sampai mengambil gantinya dari Papua melalui perusahaannya, Freeport?

Bicara Columbus, ia merupakan figur yang sangat penting bagi Spanyol dan khususnya Sevilla. Peti matinya pun bisa dilihat di Katedral Giralda yang dipanggul oleh empat orang yang menggambarkan empat suku besar di Spanyol, yaitu Castillian, Cataluna, Aragon, dan Navarro.

Cerita lucu terjadi pada bangsa Spanyol saat Columbus menemukan benua Amerika. Dia berpikir bahwa benua itu adalah benua Asia sehingga menamakannya La India. Baru pada saat dia meninggal, ahli geografi Spanyol menyadari bahwa benua itu adalah benua lain yang kemudian diberi nama Amerika.

Karena jasanya, tulang-tulang mayat Columbus dibagi-bagi ke negara-negara Dominica, Kuba, dan Spanyol. Namun pada saat Dominica dan Kuba memerdekakan diri, tulang-tulang tersebut dibawa untuk digabung di Sevilla.

Bangunan monumental berikutnya adalah arena adu banteng yang merupakan arena kedua yang dibangun di Spanyol setelah Malaga.

Ada pula istana Alcazar yang merupakan istana raja Arab yang memerintah Sevilla dari abad ke-13 hingga abad ke-16. Dapat dilihat di sini, indahnya seni pahat kayu oleh seniman-seniman yang didatangkan dari Syria, sampai kaligrafi di atas batu marmer dan granit yang sangat spektakuler.

Banyaknya patio di tengah bangunan yang dipadukan dengan air mancur melengkapi keindahan istana tersebut. Bangunan ini dapat dikatakan merupakan Al Hambra versi kecil di Granada.

Sevilla juga dikenal sebagai kota expo dunia dan itu dapat terlihat dari bangunan indah Plaza Espana yang merupakan anjungan Spanyol pada saat expo. Di sana, kita juga dapat melihat anjungan-anjungan indah lainnya dari negara Brasil, Dominika, dan Argentina.

Hal lain yang menjadi ciri khas kota ini adalah taman-taman indah dengan hardscape yang fenomenal, seperti Maria Luisa Park dan Murillo Garden.

Cari makanan enak tapi tidak mengenyangkan? Cari saja tapas dan churros. Hmm... panganan ini enak jika dipadukan dengan secangkir kopi panas atau minuman sangria. Coba deh!

http://travel.kompas.com/read/2011/05/03/18514098/Sevilla.Perpaduan.Islam.dan.Kristen

FULL STORY >>

Jalan Raya Dengan Pemandangan Terindah

Sabtu

Meski sebagian besar Asia terdiri atas negara kepulauan dan beberapa kota besar padat penduduk, ada tempat-tempat yang bisa mengakomodasi keinginan Anda untuk menginjak pedal gas mobil dalam-dalam. Inilah beberapa tempat paling indah di Asia untuk menyetir dan menikmati kebebasan di jalanan. Nikmati pemandangan indah selagi merasakan hembusan angin di muka yang terpapar matahari. Dan jangan lupa, bawa daftar lagu favorit Anda untuk mengiringi sepanjang perjalanan!


Photo credits - Shermeee

Great Ocean Road - Australia

Hanya sepelemparan batu dari Melbourne, Anda bisa menemukan Great Ocean Road. Jalan sepanjang 151 mil (243 km) menghubungkan sepanjang pantai selatan Australia. Ini adalah salah satu lokasi favorit di dunia untuk melihat matahari terbenam, apalagi jika Anda berada di dekat 12 Apostles (Rasul), jejeran patahan batu kapur yang mengagumkan. Jangan lewatkan juga tur helikopter di sepanjang pantai jika cuaca mendukung, dan beberapa toko rabat perlengkapan selancar di Torquay. Ada juga area jalan kaki di hutan dekat Lorne yang menyimpan air terjun mempesona. Dan ada beberapa 'pintu masuk' menuju hutan tropis terakhir di Australia, Taman Nasional Great Otway.


Photo credits - wikipedia.org

Jalur Terusan Hai Van -Vietnam

Terusan Hai Van, pada rute 1A antara Hue dan Hoian, diklaim sebagai "sebuah pita kesempurnaan...salah satu jalan pantai terbaik di dunia." Hai berarti awan laut, dan memang perbukitan di sekitarnya kerap tertutup kabut. Rute ini memiliki jalur alternatif, Terowongan Hai Van. Bagi banyak pengemudi, ini adalah jalur yang sulit, jadi waspadalah sebelum mencobanya sendiri! Tapi dengan pemandangan perbukitan hijau, laut yang berkilauan, dan puncak gunung, tempat ini menjadi sangat indah.


Photo credits - N-i-b-i

Jalur Osado Skyline - Pulau Sado, Jepang

Selama bertahun-tahun, Pulau Sado sudah menjadi tempat berlindungnya para pemberontak politik, namun para turis datang ke sini untuk menikmati kedamaian dan ketenangan. Dengan populasi 70 ribu orang, ada ruangan yang lega untuk bersantai sambil menikmati asrinya Pegunungan Osado, tebing laut, dan desa-desa kecil. Aktivitas hiking sangat populer di pulau ini, tapi jangan lewatkan jalanan sepanjang 155 mil (250 km) yang bisa Anda jelajahi. Pemandangan terbaik bisa Anda lihat ketika melewati perpotongan jalur antara pegunungan Osado dan Gunung Kinpoku, puncak tertinggi pulau ini. Pastikan untuk berhenti di titik Hakuundai; jangan lupa, jalan ini akan tutup pada musim dingin (November-April).


Photo credits - Tingting Sullivan

Jalur Phuket Timur Laut - Thailand

Lepas dari Phuket yang ramai, ada beberapa jalur yang bisa Anda lalui untuk melihat pemandangan pedesaan. Salah satunya adalah jalur Mission Mills, sementara yang populer lainnya adalah Kelokan Timur Laut Phuket. Awalnya adalah Monumen Para Pejuang dan mengitari pantai timur pulau tersebut. Ada pemandangan menakjubkan di Teluk Phang-nga dan Anda akan menemukan banyak desa nelayan di sepanjang perjalanan yang mengundang Anda untuk menikmati makanan laut. Jangan lupa juga melihat patung dewa Hindu berkepala gajah, Ganesha.


Photo credits - isafrancesca

Jalan Tol Halsema - Filipina

Jika Anda ingin mencapai puncak tertinggi pada sistem jalan tol Filipina, langsung saja menuju Jalan Tol Halsema yang menghubungkan Baguio dan Sagada. Nama jalan tol ini diambil dari insinyur yang mampu membangun jalan melewati pegunungan. Selain pemandangan peternakan dan kebun-kebun sayur, Anda juga bisa melihat berbagai objek unik. Momen unik ketika Anda melihat banyak dari desa-desa ini yang mendirikan monumen untuk ekspor terbesar mereka, sayuran. Pastikan Anda berhenti untuk berfoto di patung kentang, patung wortel, dan seterusnya. Hanya di Asia...


Photo credits - geoftheref

Dari Twizel ke Mount Cook - Selandia Baru

Air tak pernah terlihat lebih biru dan surreal daripada di Danau Pukaki di tengah South Island, Selandia Baru. Jalanan sepanjang 39 mil (63 km) dari Twizel melewati Danau Pukaki yang seakan tanpa ujung, berakhir di Desa Mount Cook, tempat Anda bisa melihat puncak bersalju Mount Cook, titik tertinggi Selandia Baru. Di desa ini Anda bisa memilih hiking atau menikmati tur ke Danau Pukaki. Anda juga bisa berkendara menjelajahi banyak jalan di kawasan ini, tapi Mount Cook punya banyak pesona.

Tips Bepergian

Sudah tak perlu dijelaskan lagi: sebelum Anda berangkat, pastikan Anda mengetahui aturan yang berlaku di negara yang Anda kunjungi. Pada beberapa negara, Anda mungkin membutuhkan SIM tambahan. Jika Anda tidak berbicara bahasa setempat, bawalah buku petunjuk berisi frasa-frasa yang paling sering digunakan untuk referensi.

Dan tentu saja -- berkendaralah dengan aman. Banyak negara yang terkenal akan kecerobohan cara menyupir orang-orangnya (fenomena yang tidak hanya terbatas pada Asia), jadi berhati-hatilah.

http://id.travel.yahoo.com/jalan-jalan/62-6-jalan-raya-dengan-pemandangan-terindah-di-asia?cid=today



FULL STORY >>

Kebudayaan Dan Kuil Di Nepal

Jumat

Kathmandu, Ibu Kota Nepal, adalah kaleidoskop agama, kebangsaan, dan keajaiban arsitektural -- dan semuanya dalam jangkauan 30 menit naik pesawat dari pegunungan paling menakjubkan yang pernah saya lihat, Himalaya.

Kami tiba di Kathmandu dari Abu Dhabi setelah empat jam penerbangan yang nyaman menggunakan Etihad Airlines, langsung disambut dengan prosedur kedatangan yang repot. Di sana, foto visa saya bisa terbang dari tangan petugas imigrasi, keluar jendela terminal sampai landasan pesawat, tapi untungnya langsung ditangkap oleh petugas darat Etihad. Setelah melewati bea cukai, kami menunggu 20 menit sampai agen perjalanan tiba. Seperti kemudian kami ketahui, Kathmandu bukanlah kota bagi mereka yang lemah hati, atau mencari kemewahan kelas bintang lima.

Tetapi setelah kesulitan-kesulitan kecil ini, kami sampai di hotel Yak and Yeti, salah satu akomodasi Kathmandu yang cukup tinggi kelasnya, masuk ke kamar yang nyaman dengan pemandangan taman dan kolam renang (satu penuh air, satunya kosong) dan menemukan bar di dekat pusat kota untuk merayakan ketibaan kami di Nepal. Selanjutnya, kami makan kari di sebuah restoran India di mana kami dihibur oleh dua penyanyi Nepal yang menggairahkan.

Keesokannya, kami baru memulai tur berkeliling kota. Agen perjalanan kami menjemput -- kami pikir dia terlambat lagi, tapi ternyata waktu di Nepal itu anehnya 15 menit lebih lambat dari kebanyakan zona waktu -- dan langsung kami dibawa ke berbagai tempat luar biasa. Kuil Bodnath, dibangun dengan gaya arsitektur yang mirip dengan negara tetangga Tibet, dari atapnya Anda bisa melihat pemandangan indah serta warna-warni komunitas di sekitarnya. Selanjutnya kami berhenti agak lama di situs keagamaan Hindu, Pashupathinath, tempat peristirahatan terakhir bagi mereka yang berpulang. Pemandu Nepal kami memberi penjelasan tentang ritual pemakaman. Dia membawa saya sangat dekat ke tempat berapi yang sangat panas, tempat kaki-kaki manusia yang belum terbakar dan tengkorak yang masih bisa terlihat bentuknya. Abu jenazah itu kemudian ditabur di sungai berarus lambat yang dianggap suci.

Setelah tempat berbau kematian itu, kami siap untuk makan siang ringan berupa kentang goreng dan sambal di sebuah kafe dengan pemandangan indah dekat Patan, penuh dengan kuil dan istana yang dibangun pada abad ke-18. Kami berjalan menuju alun-alun yang sibuk itu seusai makan siang, mampir dan berhenti di beberapa kuil sebelum kembali ke Kathmandu. Setibanya di sana, kami berjalan kaki selama satu jam menikmati Durbar Square, tempat kami melihat lebih banyak kuil, dan mengakhiri hari di perbukitan sambil melihat kota dari kejauhan -- dan ya, mengunjungi kuil lain sambil melihat monyet berenang di kolam dekat situ.

Setelah mengelilingi Kathmandu yang eksotis dan berdebu, keesokannya kami pergi ke Himalaya. Kami meninggalkan Kathmandu dengan sedikit ketakutan menghadapi trek selama tiga hari ke Annapurna, dan setelah penerbangan 30 menit menaiki Yeti Airlines, kami tiba di Pokhara, kaki gunung Himalaya. Di sana pemandu kuil merangkap pemimpin trek, Rottna, bersama porter yang terus tersenyum, menyambut kami. Porter kami terus tersenyum mungkin karena kami benar-benar membawa jumlah baju minimum yang diperlukan untuk trekking. Dia hanya harus membawa 10 kg barang dibanding barang-barang yang harus dibawa porter lain, dibantu beberapa keledai, yang bisa sampai tiga kali lipat bawaan kami.

Hari pertama kami trekking, kami melewati lembah cantik di sepanjang pinggiran sungai dan --yang membuat kami terkejut-- melewati banyak desa kecil. Kami menjumpai petani, anak-anak sekolah dan orang tua menuju akomodasi malam pertama kami di desa kecil Tikedungha. Di sana kami menikmati makan malam dengan sajian nasi dan ayam, dilanjutkan dengan anggur lokal yang bisa membuat mata berair, bersama dengan beberapa pejalan dari Eropa dan Amerika, serta para pemandu dan pengangkut barang. Akomodasi kami semalam seharga $5, maka tak mengejutkan jika fasilitas kamar mandi yang kami dapatkan cukup sederhana. Setidaknya air mandinya hangat, meski kami tidak pernah terbiasa dengan toilet jongkok.

Keesokannya, kami berangkat lagi pukul 8 pagi. Alasannya adalah kami harus mendaki 3000 anak tangga di sisi gunung. Setelah itu, jalur yang kami lewati sedikit mendatar dan kami melewati lebih banyak hutan dan desa-desa. Setelah berjalan selama 5 jam dan berhenti beberapa kali, kami tiba di Ghorapani, perhentian kami sore itu, setelah melewati badai kencang. Meski begitu, pemandu kami berkeras bahwa badai ini adalah pertanda akan ada cuaca cerah keesokan harinya. Tempat kami tinggal memang sederhana, tapi menjadi hidup karena steak daging yak dan minuman keras lokal. Kami tidur cepat malam itu, berharap agar kami bisa melihat matahari terbit esok jam 5 pagi setelah cuaca berawan sepanjang siang.

Saat ini, kami sudah mencapai ketinggian 10 ribu kaki dan keesokan paginya, kami melihat sebuah peringatan risiko berada di ketinggian saat melewati semacam monumen buat pengunjung asal Australia yang tiba-tiba meninggal tanpa tanda-tanda. Kami mendaki selama sejam sebelum fajar dan disambut oleh cuaca yang dingin dan langit cerah di puncak Bukit Poon, luar biasa pemandangan delapan puncak Himalaya.
Pemandu kami benar, badai semalam sebelumnya berubah jadi langit cerah pagi harinya.

Lalu kami kembali ke penginapan untuk sarapan telur dan bacon sebelum berjalan kembali selama 8 jam ke titik berangkat kami. Gradien yang curam serasa makin tajam saat berjalan turun, kami pun merasakan pergerakan otot-otot yang selama ini tidak kami kira ada. Akhirnya, setelah satu jam menaiki taksi yang membikin merinding dan sangat reot -- dan merasa sangat bangga dengan kemampuan trekking kami -- kami tiba di Fish Tail Lodge di Pokhara. Esok harinya kami menghabiskan pagi melihat pemandangan menakjubkan dari hotel dan berjalan-jalan ke toko baju dan buku sebelum menaiki penerbangan siang menggunakan Yeti Airlines kembali ke Kathmandu untuk menghabiskan semalam lagi di sana.

Malam itu, kami bertemu dengan seorang kawan lama asal Sydney di sebuah restoran India vegetarian yang tenang dan menyajikan makanan enak. Dia sudah pensiun dari Konsulat Inggris dan menghabiskan tiga tahun di Nepal mempelajari bahasa dan menyerap budaya lokal.

Pada hari terakhir itu, kami melihat lebih banyak lagi percampuran budaya di jalan-jalan kecil dan gang yang menakjubkan di kota Bhaktapur, dengan kuil-kuil abad 18 yang terjaga kondisinya dan satu lagi kafe di atap untuk menikmati suasananya. Setelah kembali ke Kathmandu untuk lebih banyak lagi jalanan sibuk yang masih diperbaiki dan sedikit kue dan teh di ruang duduk hotel yang beradab, tibalah waktunya untuk pergi ke bandara dan berpamitan pada teman, agen perjalanan dan Kathmandu.

Enam malam adalah perjalanan yang terlalu singkat, tapi cukup untuk memberi rasa menakjubkan budaya dan pemandangan Nepal. Kami sempat membeli pakaian trekking yang lebih baik, berguna untuk di Filipina atau di Eropa, kami cukup yakin untuk kembali dan merasakan trek yang lebih lama (lima atau enam hari) demi melihat sekilas gunung tertinggi dunia, Everest. Kami cukup realistis untuk mengetahui kami tidak akan sampai ke Base Camp, tapi cukup yakin untuk bisa menjalani trek yang lebih lama di salah satu
jalur dengan pemandangan terindah di dunia.

Dikisahkan oleh: Peter Beckingham

http://id.travel.yahoo.com/jalan-jalan/60-kaleidoskop-pemandangan-kuil-dan-budaya-di-nepal



FULL STORY >>